4 Hal Pemicu Krisis Keuangan pada Anak Muda Jaman Sekarang

Hasil gambar untuk krisis keuangan animasi
(http://www.bumn.go.id/ptpn8/berita/3811)

Masa muda adalah masa dimana memiliki banyak energi, waktu, namun sedikit uang. Akan lebih baik jika membuat yang sedikit tidak semakin sedikit, meski membuat yang sedikit menjadi lebih banyak itu jauh lebih baik. Kebebasan dan idealismenya membuat kebanyakan anak muda berfikir bahwa selagi masih muda dia boleh melakukan apapun yang diinginkannya tanpa mempertimbangkan apa yang terjadi setelahnya. Melakukan banyak kesalahan di masa muda itu bagus, tapi tidak belajar dari kesalahan yang pernah dibuat adalah bencana. Sebelum bencana itu tiba, ada 4 hal yang sebaiknya tidak dilakukan agar bencana itu tak perlu datang.

1. Gaya hidup boros

Gaya hidup boros didasari oleh ketidakmampuan membedakan keinginan dan kebutuhan. Perilaku ini akan menyebabkan gaya hidup yang konsumtif. Mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan tanpa terencana dan tanpa kontrol. Sayangnya, sebagian besar anak muda sekarang memiliki gaya hidup seperti ini. Fenomena perbedaan gaya hidup awal bulan dan akhir bulan menjadi ciri bahwa seseorang memiliki kebiasaan konsumtif.

Ketika awal bulan, setelah beberapa saat memegang gaji bulanan. Orang yang konsumtif akan menghabiskan banyak uang untuk memenuhi keinginannya. Misalnya ketika awal bulan akan lebih sering makan di kafe atau restoran mahal demi konten yang terlihat bagus di Instagram. Namun di akhir bulan harus menerima konsekuensi makan mie instan setiap hari, lebih parah lagi jika harus meminjam uang demi bertahan hidup.

Jika tidak segera menyadari ada kekeliruan dalam pola konsumsinya, kejadian itu akan terus berulang. Tanpa perbaikan yang signifikan, semakin besar gaji yang diterima tidak akan banyak membantu untuk menyelamatkan kondisi keuangan.

2. Konsumtif

Pada dekade terakhir, banyak bermunculan toko online yang memberikan kemudahan melakukan transaksi jual beli. Kemudahan ini secara tidak sadar mendorong seseorang menjadi berperilaku konsumtif. Cobalah lihat aplikasi belanja online mu, berapa banyak item yang ada di keranjang belanjamu namun belum di check out. Sudahkah kamu menanyakan ke dirimu sendiri, apa urgensi yang membuatmu harus membeli item tersebut?. 

Jika keranjang belanjamu dipenuhi oleh item-item yang seberarnya nggak butuh-butuh amat, patut diwaspadai bahwa kamu termasuk kedalam orang yang konsumtif dalam membelanjakan uangnya.

Robert Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad menuliskan bahwa, perbedaan perilaku orang kaya dan orang miskin salah satunya terlihat dari bagaimana cara seseorang membelanjakan uangnya. Orang miskin akan membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu dia butuhkan. Sementara orang kaya akan menghabiskan uangnya untuk berinvestasi. Perilaku seperti inilah yang menumbuhkan fenomena, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. 

3 Tidak punya investasi

Pada poin sebelumnya telah disinggung adanya perbedaan pola investasi antara orang kaya dan orang miskin. Rahasia mengapa orang kaya menjadi semakin kaya salah satunya adalah investasi. Membelanjakan uang untuk berinvestasi, alih-alih menghabiskan uang, namun justru menanam "pohon uang". Meski berinvestasi juga memiliki resiko kerugian, tapi di sisi lain investasi akan memberikan pendapatan lain selain dari gaji berupa passive income. Untuk memiliki banyak uang, orang kaya akan memperbesar kerannya, sementara orang miskin cenderung memperkecil pengeluarannya. 

Berinvestasi tidaklah melulu mengeluarkan banyak uang, bahkan bisa dimulai dengan 2 cangkir kopi kekinian kesukaanmu, kamu bisa mulai berinvestasi di pasar saham. Pasar saham bisa menjadi alternatif memulai berinvestasi bagi kamu yang terlalu sibuk dengan pekerjaanmu dan tak mau terlalu repot mengurusnya. Dengan berinvestasi di pasar saham, setidaknya ada 2 cara yang bisa kamu terapkan untuk mendapatkan keuntungan.

Cara pertama, setelah kamu membeli saham perusahaan, kamu bisa mendapatkan Deviden atau bagi hasil keuntungan perusahaan setiap satu tahun sekali. Alih-alih uangmu berkurang, uangmu justru tumbuh meski kamu hanya membiarkannya begitu saja.

Cara kedua, kamu bisa memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual dari saham yang kamu miliki. Cara ini mengharuskan kamu untuk lebih sering memantau dan meganalisa pergerakan pasar agar keuntungan yang diperoleh bisa maksimal.

4. Hanya mengandalkan gaji sebagai satu-satunya income

Dsiadari atau tidak, semakin hari pengeluaranmu akan menjadi lebih tinggi karena pengaruh inflasi. Di sisi lain, gaji yang diterima cenderung tetap, jikapun berubah perubahannya seringkali tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan pengeluaranmu. Terlalu mengandalkan gaji secara tidak sadar akan menumbuhkan pola pikir bahwa bulan depan akan ada ikan lain diatas meja tak perlu bersusah payah menangkapnya di laut. Perilaku seperti ini yang akan menghasilkan orang-orang yang pada dasarnya hanya bermalas-malasan namun ingin memiliki banyak uang. Banyak orang seperti itu di negeri ini bukan?

Previous
Next Post »
Thanks for your comment